Lembaga Pendidikan Tingkat RA / SD / MTS Jl. Muhajirin No. 3 Arengka Pekanbaru |
Prospek Riau - Dalam siklus kehidupan manusia, masa kanak – kanak merupakan sebuah periode yang paling penting, namun sekaligus juga merupakan suatu periode yang sangat berbahaya dalam artian sangat memerlukan perhatian dalam kesungguha n dari pihak – pihak yang bertanggun g jawab mengenai kehidupan anak – anak. Sebab, seorang anak pada hakekatnya telah tercipta dengan kemampuan untuk menerima kebaikan maupun keburukan. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya cenderung kearah salah satu dari keduanya. Sebagaiman a dalam sabda Nabi Saw :
ما من مولود إلا يولد على الفطرة وإنما أبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه (رواه مسلم)
[1]
Artinya :
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah ( bersih dan suci ); maka kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani ataupun Majusi”. (HR. Muslim)
Oleh karena itu, penanaman pendidikan pada masa itu sangatlah penting agar anak memiliki bekal dalam hidup selanjutny a. Dan pendidikan yang relevan ditanamkan pada masa ini adalah pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak harus dilakukan sejak dini, sebelum kerangka watak dan kepribadia n seorang anak yang masih suci itu diwarnai oleh pengaruh lingkungan (millieu) yang belum tentu paralel dengan tuntunan agama.[2]
Al-Qur’an telah memberikan gambaran yang jelas mengenai pendidikan akhlak pada anak – anak yang tertuang dalam surat Lukman.
1. Akhlak Kepada Allah
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (لقمان : 13)
[3]
Artinya :
“Dan (ingatlah) ketika Luqman mengatakan kepada anak-anakn ya untuk memberikan pelajaran : Hai anakku ! janganlah engkau menyekutuk an Allah. Sesungguhn ya memperseku tukan Allah itu adalah suatu kesalahan besar”. (Q.S. Luqman : 13)
Ayat tersebut mengisyara tkan bagaimana seharusnya para orang tua mendidik anaknya untuk mengesakan penciptany a dan memegang prinsip tauhid dengan tidak menyekutuk an Tuhannya. Kemudian anak – anak hendaklah diajarkan untuk mengerjaka n sholat. Sehingga terbentuk manusia yang senantiasa kontak dengan penciptany a.يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْر ُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَر ِ (لقمان: 17)
[4]
Artinya :
“Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjaka n yang baik dan mencegah (mereka) dari perbuatan yang munkar…”. (Q.S. Luqman : 17)
2. Akhlak Kepada Orang Tua
وَوَصَّيْن َا الْإِنْسَا نَ بِوَالِدَي ْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُه ُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِد َيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (لقمان : 14)
[5]
Artinya :
“Dan kamu perintahka n kepada manusia (berbuat baik) terhadap dua orang ibu bapaknya : ibunya telah mengandung nya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah, dan menyapihny a dalam dua tahun. Bersyukurl ah kepada-ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada Akulah kamu kembali ”. (Q.S. Luqman : 14)
Islam mendidik anak-anak untuk selalu berbuat baik terhadap orang tua sebagai rasa terima kasih atas perhatian, kasih sayang dan semua yang telah mereka lakukan untuk anak-anakn ya. Bahkan perintah untuk bersyukur kepada orang tua menempati posisi setelah perintah bersyukur kepada Allah.
3. Akhlak Kepada Orang Lain
وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي الاَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّه َ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ(لق مان18)
[6]
Artinya :
“Dan janganlah kamu memalingka n mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhn ya Allah tidak menyukai orang-oran g yang sombong lagi membanggak an diri”. (Q.S. Luqman :18)
Kaitannya dengan kehidupan bermasyara kat. Anak-anak haruslah dididik untuk tidak bersikap acuh terhadap sesama, sombong atas mereka dan berjalan dimuka bumi ini dengan congkak. Karena perilaku-p erilaku tersebut tidak disenangi oleh Allah dan dibenci manusia.
4. Akhlak Kepada Diri Sendiri
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَا تِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ (لقمان : 19)
[7]
Artinya :
“Dan sederhanak anlah kamu dalam berjalan dan lunakkanla h suaramu. Sesungguhn ya seburuk – buruk suara ialah suara keledai”. (Q.S. Luqman : 19)
Berbarenga n dengan larangan berjalan dengan congkak. Allah memerintah kan untuk sederhana dalam berjalan, dengan tidak menghempas kan tenaga dalam bergaya, tidak melengak-l engok, tidak memanjangk an leher karena angkuh, akan tetapi berjalan dengan sederhana, langkah sopan dan tegap. Memelankan suara adalah budi yang luhur. Begitu pula percaya diri dan tenang karena berbicara jujur. Suara lantang (melengkin g) dalam berbicara termasuk perangai yang buruk.
Demikian Allah Swt telah memberikan contoh kongkret mendidik akhlak anak-anak. Jika setiap orang tua dapat melaksanak annya dengan baik, maka besar harapan anak-anak akan tumbuh menjadi manusia-ma nusia muslim yang berakhlak luhur.
Oleh sebab itu sudah menjadi kewajiban bagi Orang tua untuk mendidika anak sejak masih kecil, baik itu ilmu agama maupun ilmu dunia untuk kesejahteraan anak-anak kelak. caranya bagaimana,? yaitu dengan memilih tempat pendidikan yang ada keterpaduan antara ilmu dunia dan akhirat.
Apakah dengan memasuki anak ke sekolah agama, lepas tanggung jawab orang tua.? tidak, karena Orang tua wajib untuk tetap mengawasi anak-anaknya sepulang sekolah. karena lingkungan utama yang bisa mengubah anak-anak nantinya yaitu keluarga. semoga Kita semua dan semua keluarga dan keturunan kita selalu dalam lindungan Allah SWT. -rief-
0 komentar:
Posting Komentar