Pages

Ads 468x60px

Jumat, 19 Juli 2013

MEREDAM HARGA DAGING DAPI

Riau - Demi meredam gejolak harga daging sapi di masyarakat, Perum Bulog terus menambah pasokan daging sapinya. Selain mengandalkan jatah impor, perusahaan plat merah ini juga terus menambah pasokan dari sapi lokal. Sutarto Alimoeso, Direktur Utama Perum Bulog mengatakan, impor daging sapi sebesar 3.000 ton belum akan bisa menurunkan harga. "Karenanya, Bulog juga akan mengisi dari dalam negeri," kata Sutarto, Rabu (17/7).
Saat ini, pihaknya sudah sepakat dengan pihak ketiga untuk memberikan suplai sapi lokal sebanyak 200 ekor kepada Bulog. "Daging lokal ini akan dijual di kisaran harga Rp 70.000 sampai Rp 75.000 per kilogram (kg)," kata Sutarto tanpa menyebutkan nama pihak ketiga tersebut.
Kemudian, Bulog juga sedang menjajaki tambahan sapi lokal dari berbagai daerah. Beberapa wilayah yang sudah dilakukan negosiasi adalah Lampung dan Jawa Timur. "Di Lampung ada potensi 6.000 ekor sapi potong, Bulog berusaha dapat dari sana," katanya.
Syukur Iwantoro, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementrian Pertanian membenarkan, Bulog sedang menjajaki dengan feedloter lokal. Sayang, belum tercapai kata sepakat terkait dengan harga. "Mereka (feedloter) dari Surabaya meminta harga Rp 76.000 per kg bobot hidup," katanya.
Daging sapi impor milik Bulog, kata Sutarto akan disebarkan di 48 pasar di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Hingga Rabu (17/7), baru ada sekitar 12 ton daging impor yang datang melalui Bandara Soekarno-Hatta. Sutarto mengatakan, pasokan daging sapi tersebut sudah disalurkan ke tiga pasar di Jakarta yaitu Pasar Kramat Jati, Pasar Senen, dan Pasar Jatinegara.
Untuk mendistribusikan daging sapi impor, Bulog akan bekerja sama dengan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI). Sedangkan, untuk mendistribusikan daging sapi segar dari sapi siap potong, Bulog bekerja sama dengan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI).
Sutarto menambahkan jatah impor daging sapi milik bulog sebesar 3.000 ton seharusnya sampai akhir tahun. Namun, untuk memenuhi kebutuhan selama bulan puasa dan lebaran, Bulog mempercepat seluruh importansi ke bulan Juli sampai Agustus.
Meski tidak menjanjikan harga daging sapi di level Rp 75.000 sesuai rekomendasi pemerintah, Bulog berjanji harga jual daging sapinya di bawah harga pasar. "Pokoknya berusaha di bawah harga pasar," tukasnya. Data Kemdag, sampai 12 Juli, harga daging sapi nasional Rp 93.000 per kg.
Feedloter Permainkan Harga
Kementrian Pertanian minta para feedloter untuk menurunkan harga daging. Harga daging di tingkat feedloter yang cukup tinggi membuat harga daging di pasar ikut terkerek naik.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementrian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan, harga beli sapi bakalan impor sebesar Rp 29.000 per kg bobot hidup. Setelah dipelihara selama tiga bulan, para feedloter menjual di harga Rp 37.000 per kg bobot hidup. "Margin sebesar Rp 8.000 per kg bobot ini kami anggap terlalu tinggi," kata Syukur. Margin tersebut belum termasuk kenaikan bobot setelah dipelihara tiga bulan.
Selain karena harga di tingkat feedloter tinggi, melambungnya harga daging sapi karena para feedloter juga menahan penjualan daging sapi potong. "Yang jelas kami menyayangkan mereka (para feedloter) yang sebetulnya sudah memiliki sapi siap potong yang kemudian mematok harga tinggi," kata Suswono, Menteri Pertanian. Buktinya pasokan sebanyak 109.000 ekor tidak bisa menurunkan harga daging.
Johny Liano, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) membantah jika selama ini menahan melepas sapi potong untuk dijual ke pasar. "Tidak menguntungkan kalau menahan sapi potong karena kami mengeluarkan biaya untuk pakan, sementara produktivitas sapinya tidak bertambah," kata Johny.
Johny menghitung, kebutuhan sapi saat Ramadan sebanyak 3000 ekor per hari. Ini berarti kebutuhan selama satu bulan sekitar 180.000 ekor. Sedangkan jatah feedloter hanya 36%. Sehingga tuduhan tersebut tidak benar jika kenaikan harga karena feedloter menahan daging. *rief*

0 komentar:

Posting Komentar