Pages

Ads 468x60px

Kamis, 18 Juli 2013

MEMENANGI PILKADA




Pemilihan umum kepala daerah atau yang disebut pemilukada (pilkada) bukanlah sarana kompetisi tanpa aksi. Dalam rangkaian panjang menuju kemenangan, calon pasangan kepala daerah harus berjuang keras merebut simpati dan dukungan dari masyarakat di sebuah tempat. Untuk bisa menang, tentu saja dibutuhkan berbagai macam pra syarat agar suara yang di dapat mengungguli kompetitor yang ada.

Gaung Pemilihan Gubernur di Provinsi Riau sudah mulai terdengar, meskipun Pilkada baru akan di selenggarakan pada tahun 2013. Nama-nama calon sudah mulai banyak bermunculan, meskipun yang hadir masih muka-muka lama dari partai politik. mungkin dengan berjalan waktu masih akan banyak bermunculan calon-calon pemimpin alternatif baik itu yang berasal dari dunia Usaha, Aktivis, maupun dari kalangan Akademisi. tentu rakyat Riau masih menunggu akan al tersebut.

Dengan kondisi yang ada sekarang, kita sudah menyaksikan, bagaimana trik dan intrik politik mulai di permainkan. bagi dunia politik itu sudah menjadi keharusan dan merupakan seni dalam berpolitik. ada yang masih cari-cari perahu, ada yang sudah punya perahu tapi Kemudinya di Ambil alih. Ada juga yang Sudah Punya perahu dan siap berlayar, tapi belum punya nakhoda. bahkan ada juga yang tidak punya perahu, tapi sanggup untuk berenang. demi ikut meramaikan PILKADA RIAU 2013.
Di bawah ini saya coba untuk mengemukakan  5 hal bagi sepasang calon kepala daerah jika berniat memenangkan RIAU1 2013 :

1. Faktor Nilai Personal
Sebagai calon pemimpin di sebuah propinsi , sepasang calon pemimpin ini hendaknya bukan orang yang punya masalah, baik pada saat ini maupun di masa lalunya. Artinya ketinggian moralitas, perilaku serta tindakan-tindakannya telah teruji waktu dan menunjukan “kelayakan” sebagi seorang pemimpin. Bayangkan apabila seorang calon kepala daerah asal dipilih, sementara ia punya masalah moralitas, siapa yang malu?. Pastilah seluruh rakyat yang ada di tempat itu tidak mau menanggung aib seseorang yang karena alasan demokrasi terpilih jadi pemimpin tertinggi di sana. 

2. Faktor Massa
sebagai seorang yang hendak memimpin, tentu saja rakyat butuh contoh keberhasilan atau success story dari cara dia memimpin. Dan medium untuk bisa diterima dengan mudah adalah komunitas mana yang ia pernah atau sedang ia pimpin. Lalu, bagaimana saat dia memimpin, sesuaiakah dengan kaidah-kaidah kepemimpinan terbaik—dengan segala keutamaan seorang pemimpin—atau justeru menunjukkan ketidakmampuan dalam melakukannya. Dan dari modal awal komunitas yang pernah atau sedang ia pimpin, apakah mereka—komunitas tersebut—masih memberikan rasa hormat, solidaritas serta kepercayaan. Ini penting untuk diketahui, karena menyangkut keterkaitan dengan faktor ketokohan dan trust. Kepercayaan diperlukan bagi “modal awal” dukungan untuk memperluas raihan masa. Dan trust, adalah masalah vital untuk “menjual” nama calon kepala daerah kepada publik.

3. Faktor Pragmatis
Pilihan seseorang yang ingin mencalonkan diri menjadi kepala daerah bukan pilihan yang datang tiba-tiba, tentu telah jauh-jauh hari seseorang telah bersiap menjadikan dirinya layak dipilih rakyat sebuah propinsi atau kota/kabupaten tertentu. Masalahnya untuk bisa dipilih, butuh sejumlah perangkat ataupun komponen yang tidak sedikit. Komponen tersebut mulai dari masalah kepercayaan, dukungan massa dan tentu saja logika dana bagi pemenuhan sejumlah aktivitas memenangkan sang calon. Rasanya akan aneh kalau tanpa sosialisasi dan aktivitas apapun, seseorang yang mencalonkan diri akhirnya terpilih sebagai seorang gubernur/walikota (bupati).

4. Faktor Budaya
Persoalan budaya dalam meraih kemenangan di sebuah tempat tidak bisa diremehkan. Tengok saja data kemenangan suara yang diperoleh sejumlah partai besar, ternyata tidak lepas dari kemampuan mereka berkomunikasi yang sesuai dengan karakter dan budaya lokal yang ada.
berbicara masalah budaya merupakan suatu hal yang menarik, karena di PRovinsi Riau yang majemuk ini tidak hanya terdiri dari satu budaya, satu suku, atau pun satu adat istiadat. karena provinsi riau merupakan provinsi Besar  dengan penduduk yang majemuk, terdiri dari berbagai macam suku dan Ras. Kolabrasi Suku mungkin bisa menjadi kekuatan tersendiri yang bisa juga membantu memenangkan Pemilukada Riau 2013.
Kita Ambil contoh daerah yang masalah kesukuan bukan menjadi Penghalang bagi orang luar daerah untuk maju. seperti JAkarta yang di menagkan olehjokowi yang notabenen orang Solo  dan Basuki "ahok" yang merupakan orang Bangka keterunan Tionghoa. Masyarakat sekarang sudah rasional. dan isu itu harus dikemas dengan baik bagi calon pasangan gubernur Riau 2013

5. Faktor Kampanye
Menang adalah kata kunci bagi siapapun yang berhasil mendapat simpati paling banyak dari rakyat. Dan simpati ini sendiri bukanlah yang tumbuh tiba-tiba di hati seseorang. Ia butuh proses panjang untuk tumbuh dan berkembang. Orang yang bersimpati secara alamiah umumnya orang yang memiliki interaksi sebelumnya, baik karena ada kesamaan-kesamaan sesuatu maupun karena pernah ada komunikasi atau kebersamaan aktivitas. selain secara alamiah ditumbuhkan, sebenarnya simpati bisa tumbuh dengan cara direkayasa. Salah satu mekanisme menumbuhkan simpati secara instan adalah melalui kampanye yang sistematis. Lewat kampanye yang dibuat, dipompakan sejumlah informasi—yang seluruhnya telah disiapakan dan dipilah—bagi siapapun yang sebelumnya tidak pernah mengenal, berhubungan atau berkomunikasi dengan calon yang akan dimenangkan. Dan konsekuensi dari pilihan ini adalah sisi yang harus diangkat seluruhnya adalah sisi-sisi positif, kalau perlu yang memang merupakan sisi terbaik dari sang calon. 

dalam politik kalah menang itu PAsti, ketika Ada pemenang PAsti ada yang kalah. so. prepare better.!


0 komentar:

Posting Komentar